Makna Denotatif, Konotatif, dan Mitos dalam Representasi Visual Karya Catan ‘King Culprit’ oleh Ruzzeki Harris: Satu Perspektif Hermeneutik Visual

Denotative, Connotative, and Mythical Meanings in the Visual Representation of ‘King Culprit’ Painting by Ruzzeki Harris: A Visual Hermeneutic Perspective

Abstract

ABSTRAK 

Setiap karya seni visual memiliki makna tersurat dan tersirat yang membentuk kefahaman audien. Artikel ini memberi tumpuan kepada analisis makna denotatif, konotatif, dan mitos dalam karya catan King Culprit oleh Ruzzeki Harris, yang merupakan sebahagian karya yang dipamerkan dalam Pameran “Playing GOD” di Galeri Wei-Ling, Kuala Lumpur. Kajian ini adalah satu usaha menangani situasi kekurangan penyelidikan menyeluruh terhadap makna representasi visual dalam seni visual di Malaysia, terutamanya karya yang menggunakan pendekatan satira. Dengan mengaplikasi kerangka semiotik Roland Barthes, kajian ini meneroka tiga tahap makna yang saling berkait iaitu denotasi (makna literal), konotasi (makna simbolik atau tersirat), dan mitos (naratif budaya atau ideologi) serta digabungkan dengan perspektif hermeneutik visual untuk menyelami lapisan makna yang lebih mendalam dalam karya tersebut. Dapatan kajian menunjukkan bahawa pada tahap denotasi, King Culprit menggambarkan figura dua dimensi yang mengandungi unsur satira sosial. Pada tahap konotasi, visualnya mengkritik individu atau kelompok yang menampilkan diri sebagai autoriti moral tetapi sarat dengan hipokrasi. Pada tahap mitos pula, karya ini mencerminkan keangkuhan kuasa dan ironi budaya dalam figur-figur berkuasa di masyarakat kontemporari. Kajian ini menyumbang kepada pemahaman yang lebih mendalam tentang karya satira dalam seni lukis Malaysia serta potensinya untuk mengetengahkan isu sosial melalui medium visual. Namun, tumpuan kepada satu karya sahaja menjadi keterbatasan kajian ini, sekali gus membuka ruang untuk penyelidikan masa depan yang membandingkan karya lain dalam pameran “Playing GOD” atau kajian silang budaya terhadap seni visual yang bersifat kritikal. 

Kata kunci: Makna Denotatif, Makna Konotatif, Mitos, Representasi Visual, Hermeneutik. 

ABSTRACT 

Every visual artwork contains both explicit and implicit meanings that shape the audience's understanding. This article focuses on analyzing the denotative, connotative, and mythical meanings in the painting King Culprit by Ruzzeki Harris, which is part of the Playing God exhibition. The study addresses the lack of comprehensive research on visual representation in contemporary Malaysian art, particularly works that employ critical and satirical approaches. By employing Roland Barthes' semiotic framework, the research explores three interconnected levels of meaning—denotation (literal meaning), connotation (implied or symbolic meaning), and myth (cultural or ideological narrative)—combined with a visual hermeneutic perspective to delve into the deeper layers of meaning embedded in the artwork. Findings reveal that, at the denotative level, King Culprit portrays a two-dimensional figure with elements of social satire. At the connotative level, the imagery critiques individuals or groups who project themselves as moral authorities while being rife with hypocrisy. At the mythical level, the painting reflects the arrogance of power and the cultural irony of authority figures in contemporary society. This study contributes to a nuanced understanding of satirical paintings in Malaysia and their role in addressing societal issues through visual art. However, the focus on a single artwork presents a limitation, opening opportunities for future research to compare other works within the Playing God exhibition or to conduct cross-cultural studies on critical visual art. 

Keywords: Denotative Meaning, Connotative Meaning, Myth, Visual Representation, Hermeneutic.